Pakaian Tradisional Suku Papua - PAHLAWAN KU
Headlines News :
?max-results="+numposts6+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts7\"><\/script>");

Jam Calender

">Index »'); document.write('

?max-results=10">Label 10

');
  • ?max-results="+numposts1+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");

Links

Pahlawan West Papua

Pahlawan West Papua
Demonstration by the Papuan Student Alliance (AMP) YOGYA TOWN COMMITTEE, WEST PAPUA To SUPPORT BECOME A MEMBER GROUPS Melanesian Spearhead (MSG) at 10/06/2013 in Yogyakarta.

Cari Blog Ini

Postingan Populer

Label atas

Home » » Pakaian Tradisional Suku Papua

Pakaian Tradisional Suku Papua

Written By pahlawanku on Rabu, 05 Juni 2013 | 14.22

Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan dan adat istiadatnya masing-masing. Seperti juga suku Papua yang memiliki koteka sebagai pakaian untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya sebagian penduduk asli Papua. 
Koteka terbuat dari kulit labu air. Isi dan biji labu tua dikeluarkan dan kulitnya dijemur. Secara harfiah, kata ini bermakna "pakaian", berasal dari bahasa salah satu suku di Paniai. Sebagian suku pegunungan Jayawijaya menyebutnya holim atau horim.
Tak sebagaimana anggapan umum, ukuran dan bentuk koteka tak berkaitan dengan status pemakainya. Ukuran biasanya berkaitan dengan aktivitas pengguna, hendak bekerja atau upacara. Banyak suku-suku di sana dapat dikenali dari cara mereka menggunakan koteka. Koteka yang pendek digunakan saat bekerja, dan yang panjang dengan hiasan-hiasan digunakan dalam upacara adat.
Namun demikian, setiap suku memiliki perbedaan bentuk koteka. Orang yali, misalnya, menyukai bentuk labu yang panjang. Sedangkan orang tiom biasanya memakai dua labu.
Seiring waktu, koteka semakin kurang populer dipakai sehari-hari. Koteka dilarang dikenakan di kendaraan umum dan sekolah-sekolah. Kalaupun ada, koteka hanya untuk diperjualbelikan sebagai cendramata.
Di kawasan pegunungan, seperti Wamena, koteka masih dipakai. Untuk berfoto dengan pemakainya, wisatawan harus merogoh kantong beberapa puluh ribu rupiah. Di kawasan pantai, orang lebih sulit lagi menemukannya.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Comments

Followers

Aktivation

Diberdayakan oleh Blogger.

Label 6

Featured Post 4

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. PAHLAWAN KU - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya