“Otonomi khusus plus itu apirasinya para bupati dan gubenur Papua. Rakyat Papua tidak butuh otonomi khusus plus itu,” tegas Markus ke tabloidjubi.com di Jayapura, Selasa (4/6).
Menurutnya, Otonomi khusus, UP4B atau otsus plus sama saja. Pemerintah tidak pernah memberikan apapun. “Dana melalui otonomi khsusus, Otsus Plus itu dari Papua bukan dari Jakarta,” tuturnya.
Lanjut dia, sebenarnya Jakarta tidak memberikan dana pembangunan sejak Papua menjadi bagian dari NKRI. “Kita hitung saja, sumbangan setiap tahun dari Freepor dan LG Tanguh masuk ke kas Negara,”katanya.
Kata dia, jika dihitung, Papua pasti menyumbang dana lebih ke Jakarta dibanding masuk ke Papua. “Pemerintah katakana selama 14 tahun ostus, 30 triliun masuk ke Papua. Hitung saja dana Freeport masuk ke Jakarta selama 14 tahun ini pasti 200 triliunan,” katanya lagi.
Lantaran demikian, kata dia, pihaknya menolak sesuatu yang menipu rakyat Papua seolah-olah Jakarta berbaik hati dengan rakyat Papua. “Kami menolak Otsus Plus, strategis baku tipu itu,” tegasnya.
Mama Yosepha Alomang, tokoh perempuan dan aktivis hukum mengaku, mendukung penolakan rencana penerapan Otsus Plus. “Jangan kasih kami uang, jabatan cukup sudah. Karena, semua itu tidak bawa orang Papua keluar dari penderitaan,” ujarnya. (Jubi/Mawel)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !