Sebagai tindaklanjuti dari Anggota DPRD Dogiyai yang langsung membidangi
sebagai masalah pendidikan dari komisi C sebelumnya sudah komentar bahwa
bulan
Mei 2012 silam, kami akan turun ke kota studi masing-masing se-Indonesia
melalui facebook komunitas Dogiyai. Kenyataannya sampai saat ini belum
belum
turun ke kota studi kami atau bahkan kota studi yang ada di seluruh
Indonesia.
Berdasarkan facebook komunitas Dogiyai, kami kota studi Surabaya masih
menunggu
kedatangan Pemda untuk pembagian dana TA (Tugas Akhir) dan dana
Pemondokan.
Melalui facebook komunitas Dogiyai ada pejabat yang menulis, dalam waktu
dekat
kami akan turun ke setiap kota studi, sebab TIM pembagian dana
pendidikan
(Tugas Akhir) TA dan dana pemondokan sudah bentuk bulan April akhir
2012. Tim
yang dibentuk dari Dikbudpora adalah tiga tim, yaitu Indonesia Timur
satu tim,
Indonesia Tenggah satu tim dan Indonesia Barat satu tim. Tapi, sampai
saat ini
mereka belum turun.
Memahami beberapa hal tersebut di atas, maka Kepala Dinas Dikbudpora
harus
bertanggung jawab atas penggelapan dana pendidikan yang sampai saat ini
belum
ada tanggapan dari aspirasi mahasiswa asal Kabupaten Dogiyai yang ada di
Surabaya Jawa Timur. Sebagai kewenangan penuh untuk mencairkan dana
adalah
bendarahara Dikbudpora dan kepala Dinas Dikbudpora.
Saya sebagai salah satu mahasiswa asal Kabupaten Dogiyai yang sedang
menuntut
ilmu di salah satu Universitas yang ada di kota Surabaya Provinsi Jawa
Timur
pertanyakan dana pendidikan itu dikemanakan? Kalau memang tidak ada
tanggapan
dana pendidikan tahun 2012 silam ini, kami akan tindaklanjuti sesuai
sistem dan
hukum yang berlaku.
Anda jangan meremehkan kami pelajar dan mahasiswa yang ada di
se-Indonesia,
sebab kami adalah pengganti bapak-bapak/ibu-ibu yang sementara menjabat
sebagai
berbagai bidang di Kabupaten Dogiyai. Saya hanya heran dengan pemerintah
daerah
Kabupaten Dogiyai fakta yang ada sekarang hanya tahu janji tidak ada
kenyataan
di lapangan. Sebenarnya kita semua sudah tahu kata janji. Janji itu
adalah
utang, atau kata lain tepati waktu, tetapi kenyataannya janji itu pihak
lain
mengatakan molor waktu tunggu dunia kiamat.
Saya selalu malu dengan kedatangan Pemda Nabire, Paniai, Deiyai dan
Intan Jaya
walaupun mereka punya tugas yang tidak bisa ditinggalkan pun waktu yang
dijadwalkan mereka jengkuk ke setiap kota studi untuk bagikan dana
pendidikan
dan dana pemondakan.
Kenyataan yang selama ini kami alami oleh pelajar dan mahasiswa/i asal
kabupaten Dogiyai yang ada di Surabaya-Jawa Timur selalu pikir dan
bayangkan,
andaikan orangtua kami juga datang jengkuk seperti kabupaten lain, pasti
kami
semangat, sebab kami sudah puas secara langsung karena kami sudah
bertatap muka
dengan orangtua kami.
Intinya beberapa Kabupaten yang kami sudah sebutkan di atas ini
pembagian dana
pendidikan dan dana pemondokan langsung tatap muka jadi teman-teman rasa
puas.
Saya tidak tahu tapi katanya, motto Dogiyai adalah Dogiyai Dou Enaa,
wah!!
Kalau begitu buktikan sesuai motto, bukan anda siapa lagi yang membantu
mereka
yang susah payah menimbah ilmu di rantauan? Kami kota Surabaya
akhir-akhir ini
terlantar dengan tempat tinggal, seperti anak ayam kehilangan induknya.
Menurut saya fakta kegelapan dana pendidikan oleh Kepala Dinas
Dikbudpora
Kabupaten Dogiyai tuduhan palsu yang sengaja dilakukan. Padahal
kewenangan
penuh untuk mencairkan dana adalah Bendahara Dikbudpora dan Kepala Dinas
Dikbudpora Kabupaten Dogiyai, itu memakai sestem pelemparan dan main
sembunyi
tangan di balik layar. Aneh dan lucu Kepala Dinas dan Bendahara
Dikbudpora itu,
kami akan tuntut kegelapan dana pendidikan tersebut.
Menurut saya sebenarnya hal ini kita tidak perlu debat di via media
cetak,
media online, media elektronic dan atau seluler/HP, karena dana
pendidikan itu
sangat penting dan kewajiban untuk diperhatikan secara serius oleh
pemerintah
setempat.
Saya terkejut dengan kabar dari teman-teman dari kota studi Semarang dan
kota
studi lainnya melalui telepon dikatakan bahwa kami sudah dikirim dana
pendidikan dan dana pemondokan melalui rekening ke ketua kordianator
kota
studinya, sedangkan temanan-teman ketua kordinator yang pergi libur di
Dogiyai
langsung ambil di kantor Dikbudpora Kabupaten Dogiyai.
Sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan kami tidak tahu, sebab
kepala
Dinas maupun anggotanya tidak pernah hubungi kami melalui apa pun.
Sampai saat
ini dana tersebut tersangkut di mana kami kota studi Surabaya tidak
tahu.
Saya kasihan dengan teman-teman yang ada di kota studi kami bahwa orang
tuanya
tidak layar membiayai anaknya, rata-rata berasal dari keluarga miskin.
Sebagai
bahan pertimbangan bagi bapak melalui berita ini, kami datang di Jawa
bukan
jalan-jalan atau mondar mandir tetapi kami datang menimbah ilmu untuk
menambah
tenaga sumberdaya manusia (SDM) di Kabupaten Dogiyai, untuk itu, kami
mohon
Kepala Dinas Dikbudpora dan Bendahara Dikbudpora harus tanggung jawab
dalam hal
ini.
Kami harap Kepala Dinas Dikbudpora harus tanggungjawab atas masalah
kegelapan
dana pendidikan dengan cara apa pun. Bapak sebagai kepala Dinas
Dikbudpora dan
Bendahara Dikbudpora kami tidak mau melihat lagi hal yang sama pada
tahun 2013 ini,
haruslah pikir dengan gajimu, lucu ya! Padahal kami sudah tahu setiap
tahun itu
ada dana pendidikan Tugas Akhir dan dana pemondokan, tetapi dana
tersebut
hilang sekejab mata.
Jadi saya ajak semua kaum intelektual dari Dogiyai yang ada di
se-Indonesia
mari kita bergandeng tangan melihat persoalan-persoalan seperti ini,
karena
kita ini yang ujung tombak pembanguna Dogiyai, dan sekali lagi mari kita
kompak
tuntaskan masalah-masalah seperti ini, bukan kita siapa lagi yang akan
tangani
masalah-masalah seperti ini.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !