Papua", Zona Damai: Bulan November dua tahun silam,
Pemerintah Provinsi Papua bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata, UNDP Indonesia dan UNESCO, menggelar sebuah konferensi
tentang keanekaragaman hayati budaya di Tanah Papua. Konferensi yang
diselenggarakan di Sasana Krida, Jayapura dan dihadiri turis-turis asing
dari sekitar 80 negara, kebanyakan dari benua Eropa itu bertujuan
berbagi pengalaman dan menghimpun masukan dalam upaya mengintegrasikan
aktivitas pembangunan dengan konservasi keanekaragaman hayati dan
pengelolaan sumberdaya alam dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di
Tanah Papua.
Konferensi bertajuk International Biodiversity Conference
itu menghasilkan beberapa rekomendasi termasuk diantaranya agar segera
mendokumentasikan dan melestarikan budaya Papua. Para peserta konferensi
yang terdiri dari para pakar ilmuwan dunia dan nasional, perwakilan
dari departemen kebudayaan dan pariwisata, Pemerintah Nasional Timor
Leste, Papua New Guinea, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Fiji dan Pemerintah
wilayah New Caledonia, komunitas-komunitas agama dan budaya tradisional
di Papua serta Organisasi Non Pemerintah itu sepakat bahwa Kebudayaan
Papua yang memiliki beragam cirikhas serta terdiri dari kurang lebih
250 suku itu,perlu didokumentasikan, karena terancam akan hilang.
Barnabas Suebu (yang saat itu masih menjabat Gubernur Papua)
mengatakan kegiatan semacam ini sangat penting dilakukan, karena akan
lebih memperkenalkan keanekaragaman budaya Papua sekaligus
melestarikannya, karena latar belakang dan konteks yang akan dibahas
mencakup Papua pada bagian barat seluruh Pulau New Guinea, yang terdiri
dari Provinsi Papua dan Papua Barat Indonesia.
Keragaman budaya yang luas ini, ujarnya, memanifestasikan dirinya
sebagai warisan budaya berwujud atau tidak berwujud. Warisan berwujud
mencakup, budaya materi mata pencaharian, transportasi dan arsitektur.
Sedangkan warisan tak berwujud meliputi bahasa, spiritualitas,
norma-norma dan nilai-nilai, organisasi sosial dan pengetahuan lokal.
Hasil kekayaan keanekaragaman budaya di Papua bagian dari strategi
kreatif dari adat Papua untuk secara dinamis beradaptasi dengan baik
lingkungan alam dan sosial.
Budaya Melanesia
Dari sudut pandang antropologis, Penduduk Asli Papua termasuk ke
dalam wilayah budaya Melanesia, yang membentang dari Maluku dan Nusa
Tenggara di sebelah barat di atas pulau New Guinea hingga Kepulauan
Solomon sejauh ke timur seperti Fiji, Vanuatu dan New Caledonia. Tanah
Papua yang berada di bagian paling timur dari Indonesia, saat ini
terdiri dari dua provinsi, Papua dan Papua Barat dengan total kawasan
seluas sekitar 421.981 Km2 dengan penduduk sekitar 2, 8 juta jiwa pada
Tahun 2010 (BPS, 2010). Orang-orang di daerah dekat ini berbagi sifat
genetik dan budaya umum. Masyarakat Asli Papua saat ini dihadapkan
dengan beberapa tantangan dan keprihatinan karena banyak faktor seperti
urbanisasi, migrasi, mobilitas pekerjaan dan globalisasi. Akibatnya,
sebagian besar dari 250 kelompok budaya dan bahasa sekarang dalam bahaya
menghilang.
Keragaman budaya dan identitas orang asli Papua perlu dilestarikan dalam
pembangunan berkelanjutan di Papua. Ini sesuai dengan Konvensi UNESCO
tentang Perlindungan dan Promosi Keanekaragaman Ekspresi Budaya, yang
menyatakan bahwa keragaman budaya dapat memainkan peran positif dalam
memperkaya proses pembangunan.
Gubernur menegaskan, tujuan konferensi adalah sepenuhnya untuk
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya Papua, untuk memperkuat
perlindungan, konservasi, dan promosi warisan budaya Papua dalam segala
bentuknya tangible dan intangible, bergerak dan tidak
bergerak, Juga mempromosikan dialog antara negara-negara tetangga dan
daerah, dan membuat satu set rekomendasi, prinsip dan tindakan untuk
pertimbangan baik di tingkat nasional dan regional.
Ancaman bagi keanekaragaman hayati di Tanah Papua meningkat sejalan
dengan keberadaan Tanah Papua sebagai target para investor untuk
industri-industri agro forestri yang berskala besar. Ditambah lagi
dengan permintaan pembangunan infrastruktur yang juga meningkat. Oleh
karena itu pembangunan dan konservasi harus berjalan seimbang dan
dilakukan dengan bijaksana sehingga mendukung berjalannya pembangunan
yang berkelanjutan.
Rekomendasi
Rekomendasi yang dihasilkan dari konferensi ini adalah mendorong
pemerintah daerah untuk memfasilitasi endokumentasian peningalan budaya
Papua dan mengembangkan warisan budaya Papua melalui penelitian dan
dokumentasi, untuk mendorong masyarakat lokal termasuk partisipasi
pemuda dan perempuan dalam pelestarian budaya serta mendorong pemerintah
pusat melestarikan keragaman budaya Papua.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !